Pengetahuan tentang proses penciptaan alam semesta
tentu sudah didapat pada saat endidikan sekolah dasar
sampai pada sekolah lanjutan tingkat pertama atau sekolah menengah
ertama namun
banyaknya perkembangan penemuan - penemuan terbaru yang di temukan oleh ara ahli mengenai alam semesta dan penciptaannya pada sekarang ini semestinya
juga mendapat enambahan dan pengembangan khazanah ilmu pengetahuan kita tentang
alam semesta di samping engetahuan yang telah ada.
Alam semesta merupakan hamparan luas yang kemungkinan tidak
terbatas tepinya yang berada di luar angkasa yang semua itu mengandung misteri
yang tidak dapat diketahui terdidri dari triliunan bintang dan benda-benda
langit lainnya,bintang-bintang ini bergerak saling menjauh satu sama lain dan
mempunyai ukuran yang berbeda-beda serta berkelompok membentuk berbagai macam
galaksi terbentuknya alam semesta beragam asumsi,penelitian,nalar dan uji
logika di kalangan para ahli astronomi.
Terdapat berbagai macam terori yang dikemukakan oleh para
ahli dalam proses terjadinya alam semesta ini dan salah satunya adalah teori big bang atau teori ledakan
besar,menurut teori tersebut alam semesta berasal dari sebuah ledakan besar
pada 13,7 milyar tahun yang lalu dari suatu benda yang maha padat dan maha
panas yang muncul dari adanya reaksi inti,material yang terhempas dengan sangat
cepat menjauhi pusat ledakan yang kemudian berevolusi menjadi berbagai bintang
dan berkelompok dalam berbagai galaksi sebagai contoh sebut saja galaksi bima
sakti yang disana bumi tempat kita menetap berada dan galaksi andromeda yang
termasuk galaksi dengan jarak terdekat dengan bumi.
Gambar: Proses
penciptaan alam semesta menurut teori ledakan maha dahsyat
Galaksi bima sakti dalam bahasa inggris disebut dengan Milky Way yang berasal dari bahasa latin
dengan sebutan Via Lactea adalah
galaksi spiral yang besar dan tersusun oleh lebih dari 200 Milyar bintang yang
didalamnya terdapat sistem tata surya yang terdiri dari matahari dan
planet-planet lainnya,jarak antara matahari dengan pusat galaksi sekitar 27.700
tahun cahaya dan di dalam galaksi inilah
rumah dari bumi yang disana kita tinggal. Sedangkan galaksi andromeda terdiri
dari sekitar 1 trilliun bintang dan merupakan galaksi yang terdekat dengan bumi
berjarak kurang lebih 2.5 juta tahun cahaya dapat dilihat dengan mata tanpa
menggunakan teleskop sekalipun di belahan langit bagian utara pada malam hari
yang cerah tanpa bulan sekitar bulan September,Oktober,dan November.
Proses penciptaan tata surya menurut ilmu pengetahuan
Gambar: Tata Surya
Terdapat berbagai teori yang dikemukakan oleh para ahli
astronomi yang dapat disimpulkan melalui
berbagai hasil pengamatan dan pengujian mengenai bagaimana sebenarnya
penciptaan tata surya dan bagaimana berproses sejak zaman dahulu hingga
sekarang, umat manusia dengan rasa keingintahuan yang besar selalu berusaha untuk memahami tentang alam semesta
ini dan bagaimana proses terciptanya dan dengan rasa ingin tahu tersebut
sekarang ilmu pengetahuan tentang pembentukan tata surya mulai di ketahui,
berikut adalah pembahasan lengkap mengenai teori-teori tersebut:
Teori kabut (Nebula)
Berdasarkan teori kabut yang dikemukakan oleh Immanuel
Kant (1755) dan Pierce Simon de Laplace (1796) yang kemudian dikenal dengan
teori Kant-Laplace bahwa tata surya berasal dari kabut raksasa yang terdiri
dari partikel padat dan gas dengan temperatur yang sangat panas dan berpilin
atau berputar pada porosnya,bagian terluar dari nebula tersebut terlempar
keluar dan terpisah kemudian menggumpal membentuk sejumlah planet yang salah
satunya adalah bumi sementara planet lainnya seperti yang sebagaimana yang
sudah diketahui yaitu Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus,
Uranus,Neptunus dan pluto. Pada tahun 2006 para ahli menyatakan bahwa pluto
tidak termasuk dalam bagian planet yan terdapat dalam tata surya atau susunan
matahari karena garis edarnya ternyata sangat berbeda dengan planet-planet
lainnya
Gambar: Proses
terjadinya penciptaan tata surya menurut teori nebula
Teori Planetisimal
Teori ini menyatakan bahwa suatu ketika sebuah bintang
melintasi ruang angkasa dengan cepat dan berada dekat sekali dengan matahari,
tingkat daya tarik bintang ini sangat besar sehingga menyebabkan daya pasang di
bagian gas matahari,akibatnya massa gas terlempar dari matahari dan mulai
mengorbit, karena daya tarik matahari massa gas itu tertahan dan bergerak
mengelilingi matahari ketika massa gas menjadi dingin bentuknya kemudian
berubah menjadi cairan kemudian memadat hingga akhirnya massa gas itu menjadi
planet yang ada sekarang dan salah satunya yang termasuk adalah bumi. Teori ini
dicetuskan oleh seorang astronom bernama Forest Ray Moulton dan seorang geolog
bernama Thomas C. Chamberlin dari universitas chicago
Teori Bintang Kembar
Gambar: 1 dan 2 Proses
terciptanya tata surya menurut teori bintang kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli astronomi inggris
bernama Lyttleton sekitar tahun 1930-an teori ini menyatakan bahwa pada awal
mulanya terdapat dua buah matahari kembar yang saling mengelilingi,kemudian
melintaslah sebuah bintang dan menabrak salah satu matahari tadi matahari yang
tertabrak ini kemudian meledak menjadi materi-materi kecil yang terus berputar
mengelilingi matahari yang masih utuh materi-materi kecil tadi kemudian
mendingin dan menjadi planet.
Teori Kondensasi
Teori ini menyatakan bahwa sistem tata surya pada pertama
sekali merupakan bola kabut raksasa dan di dalam kabut itu terdapat
material-material seperti debu, es, dan gas yang berotasi sehingga bagian yang
ringan dengan mudah terlempar ke luar sedangkan bagian yang berat berkumpul di
pusatnya,semakin lama bola kabut ini membentuk sebuah cakram yang perputarannya
pun semakin cepat dan suhunya semakin bertambah. Akhirnya cakram tersebut
kembali berbentuk bola gas yang cukup solid hingga terbentuklah matahari dan bagian
tepi cakram yang berupa gas serta debu mulai bertarikan dan membentuk suatu
gumpalan,selanjutnya gumpalan tersebut terlepas dari matahari dan menyebar ke
sekitarnya gumpalan-gumpalan itu disebut protoplanet, protoplanet seiring
berjalannya waktu semakin dingin dan padat sehingga terbentuklah planet.
Protoplanet tetap berotasi di orbitnya
dan sambil berotasi juga berevolusi mengelilingi matahari teori kondensasi ini
di kemukakan oleh seorang astronom belanda yang bernama G.P. Kuiper pada tahun
1950.
Teori Pasang Surut Bintang atau Teori Tidal
Gambar: Proses penciptaan tata surya menurut teori pasang
surut bintang
Teori ini pertama kali dinyatakan oleh Buffon (1707-1788)
menurutnya tata surya berasal dari materi matahari yang terlempar setelah
bertabrakan dengan komet, teori ini kemudian diperbaiki oleh James jeans dan Harold
jeffreys pada tahun 1919 menurut mereka tata surya terbentuk dari sebuah matahari
yang di lintasi oleh bintang yang sangat dekat lalu dikarenakan pengaruh gaya
gravitasi yang besar, sebagian massa matahari tertarik ke arah bintang hingga
membentuk seperti cerutu panjang dan terdapat bagian besar pada tengah cerutu,
sedangkan bagian ujung dan pangkalnya memiliki bagian yang kecil, setelah
bintang tersebut pergi cerutu terus berputar mengelilingi matahari dan seiring
berjalannya waktu cerutu tersebut mendingin dan membentuk sebuah lingkaran yang
menjadi planet. Sedangkan matahari awal tetap menjadi matahari,teori pasang
surut memiliki beberapa kesamaan dengan teori platesimal.
Proses penciptaan bumi menurut ilmu pengetahuan
Gambar: Bentuk awal bumi masih merupakan pijar
Proses penciptaan bumi berkaitan erat dengan penciptaan alam
semesta dan tata surya,bumi berasal dari partikel padat dan gas yang berpilin
dengan suhu yang sangat panas karena gaya elektro statis banyak partikel padat dan gas dari nebula
yang terlempar keluar saling menempel satu sama lain,semakin lama jumlah dari
partikel-partikel yang menempel tersebut semakin banyak dan begitu pula denga
ukurannya yang juga semakin membesar kemudian menjadi butiran,butiran-butiran
tersebut saling bertabrakan dan menempel satu sama lainnya hingga membentuk
sebuah bongkahan batu.
Apabila bongkahan batu tersebut saling bertabrakan maka
dampaknya dapat menimbulkan panas dan batuan tersebut juga saling menempel
hingga terbentuk batuan yang lebih besar,batuan tersebut menjadi besar karena
adanya gaya gravitasi sehingga menarik batuan yang lain disekitarnya yang
akhirnya membentuk planet bumi. Panas yang muncul dari tabrakan tersebut tetap
tersimpan didalam perut bumi berupa massa cair pijar dan sangat panas yang
disebut dengan magma,sebagian butiran dan bongkahan batu tersebut ada yang
masih tersisa hingga sekarang dan membentuk sebuah sabuk diluar angkasa yang
dinamakan asteroid,apabila batuan dari asteroid oleh gaya gravitasi dan jatuh
ke bumi disebut dengan meteorit.
Pada awal pembentukan kulit bumi terjadi pembekuan mineral
dengan titik beku yang tinggi yang bersifat ultra basa,batuan ini menjadi kerak
samudera (Silikat Magnesium). Seiring dengan terjadinya pendinginan pada bumi
proses pendinginan pada mineral menjadi menurun pada titik beku yang rendah
yang terdiri dari mineral yang lebih ringan yang bersifat asam,batuan ini
menerobos keatas menjadi kerak samudera (Silikat Alumunium) oleh karena itu
secara vertikal kulit bumi yang terdiri dari kerak samudera yang relatif lebih
berat berada dibagian bawah dan kerak bumi yang relatif lebih ringan berada di
bagian atas.
Baca juga: NASA sedang kembangkan desain robot untuk memeriksa asteroid
Baca juga: NASA sedang kembangkan desain robot untuk memeriksa asteroid
Bumi sendiri menyimpan energi pada intinya,energi ini
menimbulkan pancaran panas yang menyebabkan terjadinya arus yang ada didalam
magma yang disebut arus konveksi, arus ini mempengaruhi kerak bumi di atasnya
sehingga kerak bumi sehingga kerak bumi turut bergerak secara horizontal searah
dengan arus tersebut. Karena arah arus konveksi berbeda-beda maka kulit bumi
yang turut bergerak pun menjadi berbeda-beda arahnya sehingga kulit bumi
terkoyak menjadi beberapa lempeng,tenaga yang ditimbulkan oleh arus konveksi
inilah yang disebut tenaga tektonik. Akibat dari tenaga tektonik ini kulit bumi
terus bergerak secara horizontal rata-rata 7 cm per tahun dengan arah yang
berbeda-beda.
Gambar: Struktur lapisan bumi
Meski pergeseran kulit bumi hanya 7 cm per tahun namun
proses yang telah terjadi selama ratusan juta bahkan milyaran tahun telah
menyebabkan pergerakan kulit bumi ribuan bahkan puluhan ribu kilometer,dalam
pergerakannya tersebut kulit bumi mengalami perlipatan,patahan,retakan,bahkan
pengangkatan yang terjadi bersama proses erosi. Berdasarkan proses geodinamika
tersebut dengan didukung berbagai data lainnya yang telah melalui tahap uji
coba maka para ahli geologi berpendapat bahwa bentuk permukaan bumi mengalami
perubahan dari waktu ke waktu.
Gambar: Perubahan bentuk bumi karena tenaga tektonik
Demikianlah penjelasan yang dapat penulis sajikan pada
pembahasan ini semoga memiliki kandungan manfaat dan berguna, bagaimanapun alam
semesta merupakan sesuatu yang teramat besar untuk diketahui secara keseluruhan
karena merupakan ciptaan dari sang Maha Pencipta dan hanya Dia sendirilah yang
mengetahui,namun tidak menutup kemungkinan suatu saat sebagian besar misteri
penciptaan alam semesta dapat ditemukan dan diselesaikan oleh umat manusia maka
dari itu tetap kunjungi Kanaha untuk informasi-informasi yang bermanfaat
demikianlah sajian kali ini penulis tutup dan akhiri.
Sumber: 1. Berbagai sumber
2. kreativitas-alam.blogspot.co.id
3. mahadua.wordpress.com
4. Wikipedia